PALEMBANG|Lensahukum.com-Puluhan Masyarakat yang Tergabung (A2KI) melakukan aksi di kantor Gubernur Sumsel yang sempat ricuh dan berujung pada dorongan dengan keamanan setempat. Aksi tersebut dilakukan karena pemerintah Provinsi tidak bersedia menemui massa aksi. Akhirnya, perwakilan dari Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumsel, Bapak Hengky Putrawan, tiba di tempat dan menerima tuntutan aksi.Rabu,31/01/2024
Dalam pantauan awak media massa aksi Dalam Orasinya Maulana AHA Selaku Pimpinan menyampaikan “Kami tak dapat lagi membisu terhadap bayang-bayang kebusukan yang merayap di dalam koridor kekuasaan Bank Sumsel Babel. Sebagai pemuda yang peduli akan integritas Bank Sumsel Babel kami mendesak kepada Gubernur Sumsel untuk tidak sekadar melihat, tapi meresapi dengan seksama seluruh jajaran pimpinan Bank Sumsel yang diduga tercemar oleh praktik-praktik Korupsi dan jauh dari etika. Kami menyampaikan bahwa tindakan-tindakan yang terungkap menunjukkan diduga adanya penyalahgunaan jabatan demi kepentingan kelompok tertentu. Ini bukan lagi sekadar kelalaian, tetapi seolah-olah jabatan tersebut telah dijadikan lahan subur untuk menanam benih-benih korupsi dan penyelewengan kekuasaan. dalam konteks ini, kami mendesak Direktur Utama Bank Sumsel Babel untuk mundur karena diduga Kemampuannya yang diragukan dalam menjalankan tugas, bersama dengan ketidakmampuannya menjaga integritas lembaga, membuatnya tidak layak memegang posisi Dirut Bank Sumsel lagi.” ujar biasa di sapa AHA.
Orasi Selanjutnya disampaikan oleh Bang Ambon dari penggiat Anti Korupsi dan keadilan beliau mengatakan ” Kami meminta PJ Gubernur Sumsel dapat menunjukkan komitmen yang tak tergoyahkan untuk membersihkan bank Sumsel Babel ini dari segala praktek yang menciderai kepercayaan masyarakat. Masa depan Bank Sumsel bukan hanya tanggung jawab pihak internal, tetapi juga tuntutan moral dari rakyat yang berharap pada integritas dan keadilan.
Selanjutnya Orasi dari Y Rohman beliau mengatakan “Kami menuntut (PJ) Gubernur Sumsel untuk segera mencopot Dirut Bank Sumsel Babel dan Kami juga mendesak agar PJ Gubernur Sumsel tidak hanya mencopot Direktur Utama Bank Sumsel Babel, tetapi juga membersihkan hingga ke akar-akar pengaruh yang diduga menciderai lembaga ini.” Tegas nya dengan penuh semangat.
Terakhir Orasi selanjutnya oleh penggiat anti Korupsi Bung Anas menyampaikan ” Kami sangat menyayangkan Ketidakhadiran Direktur Utama dan kepengurusan Bank Sumsel Babel saat dipanggil oleh Bareskrim Polri ini menggambarkan tidak kooperatif merusak citra bank Sumsel Babel. Oleh karena itu, kita meminta agar langkah tegas diambil dengan segera memberhentikan dan mengganti mereka yang diduga terlibat dalam pelanggaran berat ini.” ujar Beliau saat Orasi dengan berapi-api.
Tuntutan ini di terima Oleh Kepala Biro Perekonomian Sumsel Hengky Putrawan beliau mengatakan” Tuntutan ini kami terima dan kami akan segera mempelajari dan memanggil Dirut Bank Sumsel Babel untuk dimintai keterangan terkait laporan yang sudah di sampaikan Aliansi Aktivis Kritis Indonesia (A2KI) dan kami ucapkan terima kasih sudah memberikan masukan dan kritik terhadap pemerintah guna untuk menciptakan pemerintahan yang bersih.” Tutup beliau kepada massa aksi.
Aliansi Aktivis Kritis Indonesia A2KI menekankan desakan terhadap Gubernur Sumsel untuk mencopot dan mengganti Direktur Utama Bank Sumsel Babel beserta kepengurusannya yang dianggap tidak mampu bekerja dan tidak layak memimpin lembaga tersebut.
Tuntutan Aksi tersebut melibatkan evaluasi seluruh jajaran pimpinan Bank Sumsel Babel karena diduga memanfaatkan jabatan untuk kepentingan kelompok. Selain itu, desakan agar Direktur Utama Bank Sumsel Babel segera mundur karena terindikasi tidak mampu bekerja dan tidak dapat menjaga integritas lembaga.
Aksi ini juga menuntut Pj Gubernur Sumsel untuk memecat dan mengganti kepengurusan Bank Sumsel Babel karena terindikasi melanggar berat dengan tidak hadir di kantor serentak saat dipanggil oleh Bareskrim Polri terkait dugaan pemalsuan dokumen.
Pertemuan antara A2KI dan pejabat pemerintahan berlangsung dengan serius, di mana tuntutan aksi tersebut akhirnya diterima oleh perwakilan Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumsel. Langkah selanjutnya akan menjadi fokus perhatian untuk melihat respons pemerintah terhadap tuntutan ini.
Dalam Pernyataan A2Ki akan melakukan aksi dengan massa yang lebih banyak lagi di Kantor Gubernur Sumsel dan Bank Sumsel Babel guna mempertanyakan tuntutan yang sudah di sampaikan kepada pemerintah provinsi Sumatera Selatan.*