Buntut Viralnya kampus menyelenggarakan musik DJ Menurut Aliansi Aktivis Kritis Indonesia (A2KI) Itu Sudah merusak dunia pendidikan

banner 120x600

PALEMBANG-Aliansi Aktivis Kritis Indonesia (A2KI) Mengkritisi berita yang sempat viral dimana kampus di kota palembang menyelenggarakan acara yang tidak sesuai dengan Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Maulana S.H Selaku Ketua A2KI Juga mempertanyakan integritas Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di Sumatera Selatan yang di duga setelah mengadakan acara dengan mengunakan musik DJ seperti dugem yang dinilai merusak citra dunia pendidikan. Dalam pernyataan resminya.

Maulana S.H juga menyoroti bahwa acara dugem yang diselenggarakan oleh Poltekpar tidak mencerminkan nilai-nilai pendidikan yang baik dan bisa merugikan perkembangan mental dan moral mahasiswa. Mereka menilai bahwa institusi pendidikan seharusnya menjadi tempat untuk membangun karakter dan pengetahuan, bukan untuk mengadakan kegiatan yang bisa merusak citra pendidikan tinggi hal tersebut juga di pertontonkan dimasyarakat bahwa tidak etis apabila di laksanakan di dalam kampus, saat ini memang lagi hangat di perbincangkan di dalam ataupun luar kampus.

Oleh karna itu A2KI mendesak Penjabat (PJ) Gubernur Sumatera Selatan untuk segera mengeluarkan rekomendasi penutupan sementara Poltekpar guna mengevaluasi dampak negatif terhadap generasi muda.

yoga verlia S.H selaku Sekertaris A2KI juga memberikan kritikan serupa terhadap kampus yang ada dikota Palembang yang diduga membuat pesta dengan musik dj yang viral di media sosial melihat laki-laki dan perempuan berdekatan sambil joget-jogetan. Hal ini sangat bertentangan dengan budaya kampu dan seharusnya acara seberti itu tidak di selenggarakan didunia pendidikan.

yoga verlia S.H juga menyayangkan aksi tersebut dilakukan di dalam kampus dan justru didukung oleh Kaprodi apalagi difasilitasi oleh kampus.

secepatnya kita akan melakukan aksi unjuk rasa di kantor gubernur sumsel dengan tuntuan meminta PJ Gubernur sumsel memanggil dan mengevaluasi kinerja pimpinan direktorat poltekpar dan meminta PJ Gubernur sumsel untuk merekomendasikan tutup kampus direktorat poltekpar yang dirasa merusak generasi bangsa dengan mengadakan acara menggunakan musik DJ.

Sementara itu, pihak Poltekpar dibeberapa media masa membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa acara tersebut hanya sebagai bentuk rekreasi bagi mahasiswa. Meskipun demikian, A2KI tetap mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki lebih lanjut dan mengambil tindakan yang sesuai agar integritas dunia pendidikan tetap terjaga.

PJ Gubernur Sumatera Selatan belum memberikan tanggapan resmi terkait desakan A2KI. Sejumlah pihak berharap agar penutupan sementara Poltekpar dapat memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan dan kegiatan yang dilaksanakan di lembaga pendidikan tersebut.*